Menulis dimasa Pandemi

menulisMenulis dimasa pandemi sekarang ini, susah banget, selain berada dalam ancaman penyakit, ekonomi, dan lagi kejenuhan. Menulis diwaktu sekarang memang terasa cukup dalam, Ya dalam… Ini lebih sakit dari pada menuliskan kenangan. Padahal dahulu cukup pandai untuk menulis janji-janji manis. Berada dalam ketakutan serta kejenuhan memang sangatlah berbeda.

Saya juga bingung kenapa Anne Frank mampu menuliskan catatan hariannya yang panjang dalam keheningan, kejenuhan, dan ketakutan. Memang saya pribadi bukanlah ilmuwan yang dapat menuliskan pandangan serta catatan kritis yang berpengaruh.

Menulis sekarang ini serasa pencarian amat jauh, mau nulis saja jadi repot yah? Padahal tidak perlu banyak mencari ini itu, cukup menulis saja dengan semangat. Entah apa jadinya nanti.

Memang yang menghambat adalah pikiran ini karena sudah terbiasa berkomentar, dibanding berpikir dan merenung. Saya tidak mau berbicara soal berpikir, karena ini terlalu berat. Mending kita merenung, karena dengan merenung bakalan kesasar kesana kemari yang kadang membuat tersenyum sendiri.

Dan mulailah menulis catatan-catatan pendek, ya kalau tulisan terlihat carut-marut ya tidak apa-apa, wong bukanlah update status media sosial. Menulis kan memberhentikan kekosongan diri, dan memulai memberi jalan pada pikiran ini. Sedikit demi sedikit akan menjadi tulisan panjang. Ya seperti tulisan ngawur ini, awalnya ingin menulis artikel bermanfaat malah kesasar jadi tulisan ini.