Hari ini adalah hari ekstra bagi kita semua, satu Tahun yang terhitung menjadi 366 hari. Bulan Februari kali ini memiliki tambahan 1 hari, berakhir pada tanggal 29 Februari. Perubahan tanggalan ini memang terjadi 4 Tahun sekali, dan terkadang terlupakan begitu saja. Beruntung Google mengingatkan hari ini adalah Tahun Kabisat, seperti tampilan Google hari ini.
Sumber gambar: Google
Mungkin juga sebagian dari kita akhirnya dapat merayakan hari Ulang Tahunnya. Memang terasa merepotkan bila yang terlahir pada tanggal 29 Februari, perayaannya setiap 4 Tahun sekali. Sehingga tidak bisa merasakan sweet seventeen. Tapi tidak jugalah, yang merayakan Ulang Tahun hari ini akan merasa Spesial sekali loh, hanya terjadi 4 Tahun sekali. Sekali lagi Selamat Tahun Kabisat 🙂
Era Digital Press telah hadir, apakah ini akhir dari Offset Printing? Digital Press sendiri lahir dengan keutamaan kualitas dan fleksibitas. Secara singkat Digital Press adalah Printer cepat dan berukuran besar. Dari segi fleksibilitas Digital Press hadir sebagai solusi instan dari offset printing sendiri. Pada Offset Printing harus memiliki Plat Cetak, seperti mesin cetak Heidelberg GTO 52 memerlukan Plat sebelum dicetak. Dengan alur sederhana File – Plat – Mesin Cetak, tapi jangan lupakan kertasnya juga. Lain halnya dengan Digital Press dapat langsung diprint tanpa memerlukan Plat. Karena tidak memerlukan Plat lagi pada Digital Press, file dapat langsung diprint begitu saja. Kita cukup membayangkan saja printer laser yang ada dikantor anda itu berukuran besar dan sangat cepat serta tinggal print, itulah Digital Press.
Mesin-mesin digital Pres memang dikuasai oleh merek terkenal. Seperti HP Indigo, Xerox Igen4, Konica Bizhub, dan beberapa merek lainnya. Mesin-mesin ini memiliki masing-masing kelebihan tersendiri tapi tetap memiliki kesamaan yaitu dapat mencetak ukuran A3+ dan tentunya sangat cepat.
Dengan makin sedikitnya waktu dan kebutuhan makin hadir begitu cepatnya. Digital Press sendiri menjadi solusi produksi cetak yang cepat dan berkualitas, tidak seperti pada offset printing setelah selesai dicetak harus menunggu kering. Biasanya proses cetak 1 rim brosur membutuhkan waktu paling cepat 2 hari, kini cuma 30 menit selesai. Bagaimana dengan segi harga? Tentunya belum ada yang bisa mengalahkan Offset Printing. Untuk Digital Press tidak berlaku “ongkos cetak”, hitungan tetap pada perlembar kertas yang dibuat.
Sekarang dari segi kualitas, pastilah menang Digital Press, misal pada Xerox yang bisa memberikan efek gloss pada setiap hasil printnya. Sebenarnya tidak serta-merta begitu saja sih, pada offset printing. Skill operatorlah yang menentukan hasil cetak menjadi seperti diingikan. Kalau Operator mesin cetak offset itu mumpuni, pastilah hasilnya tidak meleset seperti yang kita inginkan. Masalah yang sering terjadi adalah ketika kita Print sample cetak pada digital press merek tertentu, seringkali membuat kebingungan dan berpikir panjang agar menyamakan hasil cetak dengan sample cetak. Hanya beberapa mesin Digital Press yang memiliki pewarnaan yang hampir sama dengan Mesin Cetak Offset. Beberapa mesin digital press sekarang mencoba memberi hasil terbaik, mulai efek gloss sampai kerapatan pixel yang tinggi.
Di Indonesia sendiri beberapa pelaku bisnis Digital Press mulai bermunculan beberapa tahun belakangan, tapi tidak bisa menghentikan bisnis offset printing sendiri. Entah karena sebagian besar suplay Digital Press masih dari luar Indonesia, ataupun biaya maintenance yang cukup tinggi. Lain halnya dengan Offset Printing, mayoritas operator Mesin cetak dapat maintenance dan memperbaiki sendiri mesin cetaknya. Point yang paling utama lahirnya Digital Press belum dapat menggantikan sepenuhnya Offset Printing apalagi dalam segi harga murah dan oplah banyak, offset printing belum tergantikan tahtanya. 🙂
Hari ini Google ikut merayakan Kemerdekaan HUT RI yang ke 70 dengan tampilan baru pada waktu membuka halaman Google, seperti biasanya google selalu merubah penampilan setiap Hari-hari tertentu. Memang hampir setiap hari Google merubah penampilannya dengan desain sedemikian rupa. Pada edisi 17 Agustus ini Google menamplikan dengan latar Tugu Proklamasi dengan patung tokoh Kemerdekaan yaitu Soekarno dan Hatta menggantikan huruf “OO-nya” dengan pendiri negara tercinta ini dan Huruf “GGLE” yang berwarna merah Putih . Penilaian desainnya apik dan mewakili ke-Indonesia-an.
Sayangnya tidak bisa mensurvei, kira-kira tampilan Google Doodle sama tidak ya? di seluruh belahan dunia. Kalau penampilan Google hari ini sama di seluruh dunia, jadi bisa tahu orang-orang di dunia kalau hari ini adalah hari Kemerdekaan Indonesia. 🙂
Manipulasi Foto adalah salah satu kemampuan dari Adobe Photoshop. Foto-foto yang tampak biasa dapat dipoles sedemikian rupa, tidak hanya menghilangkan jerawat, membuat kulit lebih putih, ataupun mengganti wajah orang. Kita pun dapat merias wajah sedemikian rupa. Ternyata tidak hanya terbatas pada objek manusia saja, dengan kemampuan memanipulasi foto melalui Adobe Photoshop sedemikian rupa; kita dapat membuat Wonderland sendiri.
Salah satu desain Adobe Photoshop yang begitu simple tapi unik, terlihat pada karya designer (digital artis) Anil Saxena. Karya-karyanya terlihat Unik dan Simple.
Seperti pada kita lihat penggabungan beberapa objek berbeda ini yang tidak bisa kita bayangkan.
Anil Saxena juga menampilkan beberapa komponen gambar yang bisa kita buat dan dimix sedemikan rupa, seperti pada sayuran ini, menjadi hutan sayuran.
Dan ini beberapa karya Anil Saxena yang sudah dikumpulkan, semoga membangkitkan kreatifitas kita semua.
Mungkin beberapa dari kita sudah tahu perbedaan Legal dan Folio. Tapi terkadang masih ada saja yang tidak bisa membedakan ataupun belum tau. Uniknya sering kita mendapati orang belum tahu sama sekali, pernah costumer datang ke kita, “Mas Print pakai Hvs?” Kita balik bertanya “Ukurannya?” kemudian costumer itu marah “Mas kagak pernah ngeprint ya, masak Hvs aja tidak tahu?”, ya kita menjawab “Hvs itu nama jenis kertasnya, ukurannya A4, Kwarto, atau Folio”.
Dari cerita atas saja masih ada yang belum faham mengenai Hvs, apalagi yang dua hal ini Folio dan Legal. Apalagi penyebab utamanya ketiadaan settingan kertas Folio atau F4 pada Microsoft Office. Satu-satunya software yang baik hati adalah CorelDraw yang menyediakan ukuran Folio atau F4. Entah apa alasan vendor software yang jelas, kenapa tidak menyediakan ukuran kertas Folio.
Tapi kalau dilihat negara pembuat software tersebut, memang mereka tidak menggunakan kertas ukuran Folio melainkan Legal, Letter, dan A4 untuk standar penggunaan sehari-hari mereka.
Untuk informasi ini ukuran kertas Folio 21.59 cm x 33.02 cm (8.5 inchi x 13 inchi) dan Legal 21.59 cm x 35.6 cm (8.5 inchi x 14 inchi). Kalau dilihat selisihnya lumayan cukup jauh 2.58 cm, pantas saja waktu pertama kali Print dikertas Folio dengan ukuran Legal jadi tulisan bagian bawahnya hilang dan terkadang hilang. Mau tidak mau edit ulang lagi kalau ingin seperti hasil yang kita mau.
Solusinya sih sederhana, waktu pertama kali kita mengetik rubahlah ukuran Legal di Microsoft Office menjadi custom size 8.5 inchi x 13 inchi ( 21.59 cm x 33.02 ). Yang jelas Folio sama Legal itu beda loh. 🙂
Sebenarnya yang fasilitas software paling familiar digunakan dari komputer adalah Microsoft Office. Hampir semua penguna komputer menggunakan ini, mulai tugas sekolah, tugas kuliah, surat menyurat kantor, bahkan menulis diari pribadi. Tapi ketika ingin diprint ke rental komputer -barulah timbul masalah. Tiba-tiba tulisan (font) berubah, tidak sesuai dengan yang diketik dirumah. Masalahnya cuma satu ditempat kita print tidak memiliki font, seperti komputer rumah. Masalah Font juga ada pada software lainnya seperti Freehand, Adobe Illustrator, dan CorelDraw.
Tapi bagi Pdf tidak berlaku demikian, apa isi Pdf sesuai dengan hasil printnya. Bahkan para pebisnis Offset Print (percetakan) dan Digital Printing lebih suka diberikan file Pdf, dengan alasan :
Font tidak berubah atau missing font
Desain tidak berubah
File tidak dapat diedit
Tinggal dicetak saja
Sudah tahukan alasannya, bagi yang merasa sudah berlama-lama ketik dan editannya penting apalagi menarik jadikan saja menjadi PDF. Tapi sayangnya hanya tidak semua program dapat men-save ke file PDF. Khusus Microsoft Office update-lah segera, sesuai versi produk Microsoft Office-nya. Kalau tidak ada, dapat gunakan Adobe Acrobat Professional atau PDF converter, tapi kalau sudah dijadikan PDF coba cek lagi apakah sama dengan hasil file awalnya.
Tapi yang terbiasa download Jurnal atau Ebook dalam format PDF dan ingin diprint cek dulu apakah dikunci atau tidak. Hati-hati karena file PDF ada beberapa kelebihan
Ini Kelebihan format PDF yaitu
File dapat di kunci
File hanya dapat dilihat tapi tidak bisa diprint
File ketika diprint dapat muncul watermark
Nah sekarang tidak perlu repot lagi juga di Only Print menerima Print dalam Format PDF 🙂
8R/10 dov : Rp 5.000/minimum 50 foto 17R (30 cm x 40 cm) : Rp 15.000 (bonus Laminasi glossy atau dov)
Only Print juga melayani pemesanan Cetak Foto Online bagi anda yang berada diwilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur, Depok serta Tangerang dengan layanan pengiriman via Gojek serta JNE.
